Minggu, 13 Februari 2011

PEMERIKSAAN PROSTAT

Mengatasi Men's Keberatan ke Pemeriksaan Prostat

(from the American Foundation for Urologic Disease) (Dari Yayasan Amerika untuk urologi Penyakit)


Although the prostate examination is quick and simple, many men resist having this important test. Meskipun pemeriksaan prostat cepat dan sederhana, banyak orang menolak karena tes ini penting. Here are some Berikut adalah beberapa menutup mata laki-laki di balok penopang gedung pencakar langit reasons men commonly mention for not having a prostate checkup. alasan pria umumnya menyebutkan karena tidak memiliki pemeriksaan prostat. Suggestions follow as to how you might answer. Mengikuti saran mengenai bagaimana Anda dapat menjawab.

1. 1. Only old men have prostate problems. Hanya orang tua memiliki masalah prostat.

Not true. Tidak benar. Although prostate problems are most common after age 60, they can affect men of any age, particularly those over 40. Meskipun masalah prostat yang paling umum setelah usia 60, mereka dapat mempengaruhi orang dari segala usia, terutama yang lebih dari 40.

2. 2. I haven't had any symptoms. Saya tidak punya gejala apapun.

Go anyway. Go anyway. Each year, more than 34,000 men die of prostate cancer. Setiap tahun, lebih dari 34.000 orang meninggal karena kanker prostat. Why? Mengapa? Because there are generally no symptoms in the earliest stages when prostate cancer is most curable. Karena umumnya tidak ada gejala pada tahap awal bila kanker prostat yang paling dapat disembuhkan.

3. 3. I feel embarrassed at the thought of the digital rectal examination. Saya merasa malu membayangkan pemeriksaan dubur digital.

So do most men. Begitu juga kebanyakan pria. However, the prostate is an internal organ that cannot be looked at directly. Namun, prostat adalah organ internal yang tidak dapat melihat langsung. The way doctors routinely examine it is by gently sliding a gloved, lubricated finger into the rectum, a process that takes only a minute. Para dokter secara rutin memeriksa cara adalah dengan lembut geser dilumasi, jari bersarung ke dalam rektum, sebuah proses yang memakan waktu hanya sebentar. Because women's reproductive organs are internal, women are more used to internal examinations. Karena organ reproduksi perempuan adalah internal, wanita lebih digunakan untuk pemeriksaan internal. Some men need extra encouragement to overcome their embarrassment. Beberapa pria membutuhkan dorongan ekstra untuk mengatasi rasa malu mereka.

4. 4. I heard that the examination is uncomfortable. Saya mendengar bahwa pemeriksaan tidak nyaman.

The examination, called the digital rectal examination, is simple and quick. Pemeriksaan, yang disebut pemeriksaan colok dubur, sederhana dan cepat. What are a few seconds of mild discomfort compared with a lifetime of good health? Apa beberapa detik ketidaknyamanan ringan dibandingkan dengan seumur hidup kesehatan yang baik?

5. 5. The last time I had a checkup, the doctor didn't check my prostate. Terakhir kali saya pemeriksaan, dokter tidak memeriksa prostat saya.

Because some men object to prostate examinations, not all physicians routinely perform them. Karena beberapa orang obyek untuk ujian prostat, tidak semua dokter secara rutin melakukan mereka. But no checkup of a man over 40 is complete without it. Tapi tidak ada pemeriksaan seorang pria lebih dari 40 yang lengkap tanpa itu. Men should feel free to ask for a digital rectal examination as part of a checkup. Pria harus merasa bebas untuk meminta pemeriksaan rektal digital sebagai bagian dari pemeriksaan.

6. 6. I don't have time to go for a checkup. Saya tidak punya waktu untuk pergi untuk pemeriksaan.

Maybe you can help. Mungkin Anda bisa membantu. Offer to make the appointment or even drive him to the doctor's office. Tawarkan untuk membuat janji atau bahkan mengantar pria tersebut ke dokter kantor. Emphasize that catching problems early, with the help of regular checkups, takes less time from one's life than does waiting and perhaps developing a serious illness. Tekankan bahwa penangkapan masalah awal, dengan bantuan pemeriksaan teratur, memerlukan waktu kurang dari itu hidup satu daripada tidak menunggu dan mungkin mengembangkan penyakit serius.

7. 7. If I do have a prostate problem, treating it may mean the end of my sex life. Jika saya punya masalah prostat, mengobati mungkin berarti akhir dari kehidupan seks saya.

This is generally not the case. Hal ini umumnya tidak terjadi. In many instances, treatment for prostate disease, including prostate cancer, need not affect a man's sex life. Dalam banyak kasus, pengobatan untuk penyakit prostat, termasuk kanker prostat, tidak perlu mempengaruhi Teman kehidupan seks pria.

8. 8. If something is wrong with my prostate, I don't want to know. Jika ada sesuatu yang salah dengan prostat saya, saya tidak ingin tahu. Prostate cancer is incurable. Kanker prostat yang tak tersembuhkan.

Not true. Tidak benar. Many prostate cancers are curable if detected early. kanker prostat Banyak dapat disembuhkan jika terdeteksi dini. Waiting until symptoms appear only increases the odds of finding a prostate problem when it is more advanced and less treatable. Menunggu sampai gejala muncul hanya meningkatkan kemungkinan menemukan masalah prostat ketika lebih maju dan kurang diobati. On the other hand, symptoms can come from prostate problems other than cancer. Di sisi lain, gejala bisa berasal dari masalah selain kanker prostat. So there's no reason for men with prostate symptoms to be alarmed. Jadi tidak ada alasan untuk pria dengan gejala prostat menjadi gelisah. There's every reason to have a prostate examination. Ada banyak alasan untuk menjalani pemeriksaan prostat.


The Prostate Examination Pemeriksaan Prostat


The doctor will first ask questions about medical history and any symptoms, particularly any problems with urination. Dokter pertama akan bertanya tentang riwayat kesehatan dan gejala apapun, terutama masalah dengan buang air kecil. Next comes the physical examination. Selanjutnya muncul pemeriksaan fisik. Because the prostate lies in front of the rectum, the doctor can feel it through the rectum by performing the digital rectal examination. Karena prostat terletak di depan rektum, dokter dapat merasakan hal itu melalui dubur dengan melakukan pemeriksaan colok dubur. This type of checkup allows the doctor to estimate whether the prostate is enlarged or has lumps or other areas that feel abnormal. Jenis pemeriksaan memungkinkan dokter untuk memperkirakan apakah prostat diperbesar atau memiliki benjolan atau daerah lain yang merasa tidak normal. While the examination may produce some discomfort, it is quick and without risk. [For a line drawing how the examination is conducted, click here .] Sedangkan pengujian mungkin menghasilkan beberapa ketidaknyamanan, itu adalah cepat dan tanpa risiko,. [Untuk garis gambar bagaimana pemeriksaan dilakukan klik di sini .]

Some doctors are also beginning to perform a blood test called the PSA (prostate specific antigen) test to help determine whether prostate cancer might be present. Beberapa dokter juga mulai melakukan tes darah yang disebut PSA (prostat spesifik antigen) test untuk membantu menentukan apakah kanker prostat mungkin hadir. Other physicians use this test only as an additional diagnostic tool when the digital rectal examination indicates a possible prostate problem. dokter lain menggunakan tes ini hanya sebagai alat diagnostik tambahan ketika pemeriksaan dubur digital menunjukkan masalah prostat mungkin. [For information on the PSA test, click here .] [Untuk informasi tentang tes PSA, klik di sini .]


How the Digital Rectal Examination Helps Detect Prostate Disease Bagaimana Pemeriksaan rektal digital Membantu Deteksi Penyakit Prostat


If the results of the checkup suggest a bothersome or serious prostate problem, the doctor may recommend seeing a urologist. Jika hasil pemeriksaan tersebut menyarankan serius prostat masalah atau mengganggu, dokter mungkin merekomendasikan melihat seorang ahli urologi. A urologist is a doctor who specializes in diseases of the urinary tract and male reproductive system. ahli urologi adalah dokter yang mengkhususkan diri dalam penyakit saluran kencing dan sistem reproduksi laki-laki. The urologist may perform other tests or diagnostic procedures to better determine the nature of the problem. ahli urologi mungkin melakukan tes lain atau prosedur diagnostik untuk lebih menentukan sifat dari masalah. The three principal prostate diseases are described in more detail below. Ketiga penyakit prostat utama dijelaskan lebih rinci di bawah.


Prostate Cancer Kanker Prostat


Each year more than 130,000 new cases of prostate cancer are found in the US More than 34,000 men will die from the disease this year. Setiap tahun lebih dari 130.000 kasus baru kanker prostat ditemukan pada pria AS Lebih dari 34.000 akan meninggal akibat penyakit tersebut tahun ini. Nearly one of every 10 men will develop this form of cancer. Hampir satu dari setiap 10 orang akan mengembangkan bentuk kanker. It is second only to lung cancer as the leading cause of cancer death in men. Ini adalah yang kedua setelah kanker paru-paru sebagai penyebab utama kematian kanker pada pria. The chance of developing prostate cancer goes up with age. Kemungkinan terkena kanker prostat meningkat dengan usia.


Prostate Cancer is the Most Common Cancer In US Men and Second Leading Cause Of Cancer Deaths Kanker prostat adalah Common Kanker Paling Di AS Pria dan Penyebab Memimpin Kedua Dari Kematian Kanker


Prostate cancer is a malignant tumor that begins most often in the outer part of the prostate. Kanker prostat adalah tumor ganas yang paling sering dimulai di bagian luar prostat. As the tumor grows, it may spread to the inner part of the prostate where the urethra, the tube that carries urine, is located. Sebagai tumor tumbuh, mungkin menyebar ke bagian dalam prostat mana uretra, tabung yang membawa air seni, terletak. The cancer must grow fairly large before it presses on the urethra and causes trouble with urination. Kanker harus tumbuh cukup besar sebelum menekan pada saluran kencing dan menyebabkan masalah dengan buang air kecil. That's why it's a good idea to have regular prostate checkups even when there are no symptoms. Itu sebabnya itu ide yang baik untuk memiliki pemeriksaan prostat secara teratur bahkan ketika tidak ada gejala.

In the early stages, most prostate cancer is curable. Pada tahap awal, kanker prostat paling dapat disembuhkan. With early treatment, the percentage of men who stay alive longer than 10 years is just about the same as for men who have never had prostate cancer. Dengan pengobatan dini, persentase laki-laki yang bertahan hidup lebih dari 10 tahun hanya kurang lebih sama dengan laki-laki yang belum pernah menderita kanker prostat. By the time a prostate cancer causes symptoms, however, it may not respond as well to treatment. Pada saat kanker prostat menyebabkan gejala, namun mungkin tidak merespon juga untuk pengobatan. If allowed to grow without treatment, some prostate cancers may spread to other organs. Jika dibiarkan tumbuh tanpa pengobatan, beberapa jenis kanker prostat bisa menyebar ke organ lain. The result may be disability and sometimes even death. Hasilnya mungkin kecacatan dan kadang-kadang bahkan kematian.

Diagnosis generally involves a series of steps: First, the doctor will ask a number of questions. Diagnosis umumnya melibatkan serangkaian langkah: Pertama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan. Next comes the digital rectal examination. Selanjutnya muncul pemeriksaan dubur digital. If the doctor suspects that a cancer is present, he may recommend additional tests to confirm the diagnosis or indicate the extent of the cancer's growth. Jika dokter mencurigai bahwa kanker hadir, ia dapat merekomendasikan tes tambahan untuk mengkonfirmasikan diagnosis atau menunjukkan tingkat pertumbuhan kanker itu. One such test is a biopsy in which the urologist obtains a small sample of the prostate for examination. Salah satu tes adalah biopsi di mana urolog memperoleh contoh kecil dari prostat untuk diperiksa.

If the diagnosis of prostate cancer is made, the doctor will often advise that treatment be undertaken. Jika diagnosis kanker prostat dibuat, dokter akan sering menyarankan pengobatan yang dilakukan. Surgery, radiation therapy, or medications may be discussed, depending on the extent of the cancer. Pembedahan, terapi radiasi, atau obat-obatan mungkin dibicarakan, tergantung pada sejauh mana kanker. The doctor will advise on the treatments most appropriate for a particular patient. Dokter akan memberi nasihat tentang pengobatan yang paling tepat untuk pasien tertentu. Because of their slow growth, some small, early-stage prostate cancers may not require treatment, especially in patients who are very old or very ill. Karena pertumbuhan yang lambat mereka, sebagian kecil, tahap awal kanker prostat mungkin tidak memerlukan pengobatan, terutama pada pasien yang sangat tua atau sangat sakit.


Enlarged Prostate Pembesaran Prostat


After men reach age 40, their prostates often begin to enlarge. Setelah pria mencapai usia 40, prostat mereka sering mulai membesar. This condition is known as benign prostatic hyperplasia, or just "BPH." Kondisi ini dikenal sebagai hiperplasia prostat jinak, atau hanya "BPH." The majority of men eventually develop enlarged prostates. Mayoritas laki-laki akhirnya mengembangkan pembesaran prostat. Many, but not all, of these men will have some trouble with urination. Banyak, tapi tidak semua, orang-orang ini akan memiliki beberapa masalah dengan buang air kecil.

It is important to note that BPH is not cancer nor does it lead to cancer. Penting untuk dicatat bahwa BPH tidak kanker juga tidak menyebabkan kanker. However, a man can have both BPH and prostate cancer at the same time. Namun, orang bisa memiliki keduanya BPH dan kanker prostat pada saat yang sama.

BPH usually affects the innermost part of the prostate first. BPH biasanya mempengaruhi bagian paling dalam prostat yang pertama. The enlargement often squeezes the urethra where it runs through the prostate. pembesaran sering meremas uretra mana itu berjalan melalui prostat. This pressure sometimes causes trouble with urination. Tekanan ini kadang-kadang menyebabkan masalah dengan buang air kecil. When symptoms of BPH are bothersome or a serious blockage causes a kidney problem or other complication, treatment may be needed. Bila gejala BPH adalah mengganggu atau penyumbatan serius menyebabkan masalah atau komplikasi lain ginjal, pengobatan mungkin diperlukan.

In this case, the patient and doctor should discuss whether treatment is necessary and what treatments are available. Dalam kasus ini, pasien dan dokter harus mendiskusikan apakah perlu pengobatan dan perawatan apa yang tersedia. Surgery is the treatment choice most recommended. Operasi adalah pilihan perawatan yang paling dianjurkan. However, other forms of therapy, including medication, are becoming available. Namun, bentuk lain dari terapi, termasuk obat, menjadi tersedia. All the options should be discussed with the doctor before going ahead. Semua pilihan yang harus didiskusikan dengan dokter sebelum pergi ke depan.

Prostatitis Prostatitis


The word prostatitis refers to three different types of inflammation of the prostate: The prostatitis Kata mengacu pada tiga jenis peradangan prostat:

* acute (sudden and severe) infectious prostatitis -- usually marked by chills and fever akut (mendadak dan berat) menular prostatitis - biasanya ditandai dengan menggigil dan demam
* chronic (long-lasting) infectious prostatitis kronis (jangka panjang) prostatitis menular
* noninfectious prostatitis noninfectious prostatitis

Symptoms of prostatitis vary and may include trouble urinating; pain in the lower back, joints, muscles, or the area between the scrotum and the anus; or painful ejaculation. Gejala prostatitis bervariasi dan dapat mencakup masalah buang air kecil, rasa sakit di punggung bawah, sendi, otot, atau daerah antara skrotum dan anus, atau ejakulasi yang menyakitkan. Unlike other prostate diseases, prostatitis affects younger men most often. Tidak seperti penyakit prostat lainnya, prostatitis mempengaruhi orang-orang muda yang paling sering.

Acute and chronic infectious prostatitis are caused by bacteria. Prostatitis akut dan infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri. These infections need to be treated with antibiotics. Infeksi ini perlu diobati dengan antibiotik. In order to prescribe the correct treatment, the doctor will often test the urine (a urinalysis) and prostate fluid for signs of infection. Untuk resep perawatan yang benar, dokter akan sering tes urin (urinalysis a) dan cairan prostat untuk tanda-tanda infeksi.

Because bacteria do not cause noninfectious prostatitis, antibiotics are not effective. Karena bakteri tidak menyebabkan prostatitis tidak menular, antibiotik tidak efektif. Muscle relaxants or other treatments may be recommended. relaksan otot atau perawatan lain mungkin dianjurkan.

ASKEP CA PROSTAT

20040310139



1. Identitas Pasien

Nama : Tn SH

Usia : 70 tahun

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Larangan ¾ Bomerto Wonosobo

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Tanggal Masuk RS : 26 Juli 2009

Tanggal Keluar RS : 29 Juli 2009

Nomor CM : 440984

2. Anamnesa

1. Keluhan Utama :

Sulit buang air kecil (BAK)

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD BRSD Setjonegoro Wonosobo tanpa surat pengantar. Pasien merasa nyeri saat BAK, pasien tidak dapat menerangkan nyeri akan, saat, atau setelah BAK. Pasien mengatakan BAK anyang-anyangan (sering, sedikit-sedikit, seperti ada yang tersisa dan tidak puas). Harus mengejan jika BAK. Urin pasien berwarna kemerahan, tidak pernah keruh, tidak pernah keluar batu. Jika malam kadang terbangun untuk BAK. Dalam semalam dapat BAK 4 kali. Hal ini dirasakan sudah lama, pasien tidak ingat.

Pasien merasa nyeri perut sejak 1 bulan sebelum masuk RS. Nyeri perut diasakan di semua region abdomen dan menjalar sampai kedua pinggang. Sejak 2 hari sebelum masuk RS nyeri semakin hebat dan tidak bisa BAB. Pasien merasa tidak bisa BAB pagi hari sebelum masuk RS. Pasien pernah berobat ke dokter tapi keluhan hanya hilang sementara. Pasien tidak tahu jenis obat-obatan apa saja yang didapat dari dokter. Pasien tidak merasa mual maupun muntah. Pasien tidak merasa panas.



3. Riwayat Penyakit Dahulu

· Riwayat trauma pada abdomen dan alat genital sebelumnya disangkal

· Riwayat sesak nafas dan bengkak di muka, perut, kaki dan tangan disangkal

· Riwayat hipertensi disangkal

· Riwayat minum jamua-jamuan disangkal

· Riwayat penyakit serupa seperti ini sirasakan sejak lama (>1 tahun)

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang serupa dengan pasien.

5. Anamnesis Sistem

* Sistem serebrospinal : Tidak pusing, tidak demam
* Sistem respirasi : Tidak batuk, tidak pilek, tidak sesak nafas
* Sistem kardiovaskuler : Tidak berdebar-debar, tidak nyeri dada
* Sistem digestivus : Tidak mual, tidak muntah, tidak kembung, tidak kentut sejak pagi hari sebelum masuk RS, tidak bisa BAB sejak 2 hari sebelum masuk RS.
* Sistem urogenital : BAK sedikit-sedikit, kemerahan, sering, tidak puas.
* Sistem muskuloskeletal : Tidak ada hambatan dalam bergerak
* Sistem integumentum : Suhu raba hangat

6. Ringkasan Anamnesis

Pasien RS karena merasa nyeri saat BAK. Pasien mengatakan BAK anyang-anyangan (sering, sedikit-sedikit dan tidak puas). Urine pasien berwarna kemerahan. Kadang harus mengejan jika BAK.

Pasien merasa nyeri perut sejak 1 bulan sebelum masuk RS. Nyeri perut diasakan di semua region abdomen dan menjalar sampai kedua pinggang. Sejak 2 hari sebelum masuk RS nyeri semakin hebat dan tidak bisa BAB.



3. Pemeriksaan Fisik

1. Status Generalis

· Keadaan Umum : Baik

· Kesadaran : Composmentis

· Status Gizi : Kurang

· Vital Sign

- Suhu : 36.7º C

- Nadi : 60x/menit, teratur, kuat angkat

- Pernafasan : 20x/menit, tipe thoracoabdominal

- Tekanan darah : 140/80 mmHg

· Pemeriksaan Kepala

- Bentuk Kepala : Mesochepal, tidak terdapat deformitas

- Rambut : Dominan hitam dengan sedikit uban, tidak mudah dicabut

· Pemeriksaan Mata

- Konjungtiva : Pada mata kanan dan kiri terlihat anemis.

- Sklera : Pada mata kanan dan kiri tidak terlihat ikterik

- Pupil : Isokor kanan-kiri, diameter 2 mm, reflek cahaya ( + / + )

- Palpebra : Tidak edema

- Visus : Baik

· Pemeriksaan Hidung

- Bentuk : normal, tidak terdapat deformitas

- Nafas cuping hidung : tidak ada

- Sekret : tidak terdapat sekret hidung

· Pemeriksaan Mulut

- Bibir : Tidak sianosis, tidak kering

- Lidah : Tidak kotor, tepi tidak hiperemi

- Tonsil : Tidak membesar

- Faring : Tidak hiperemis

- Gigi : 1 0 1 1 0 0

0 0 1 1 0 1

* Pemeriksaan Telinga

- Bentuk : normal, tidak terdapat deformitas

- Sekret : tidak ada

- Fungsional : pendengaran kurang baik

* Pemeriksaa Leher

- JVP : tidak meningkat (R+0 cmH2O)

- Kelenjar tiroid : tidak membesar

- Kelenjar limfonodi : tidak membesar

- Trakhea : tidak terdapat deviasi trakhea

* Pemeriksaan Thorak

- Paru-paru

§ Inspeksi : simetris kanan kirii, tidak ada retraksi, tidak ada sikatrik.

§ Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri

§ Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru, batas paru hepar pada SIC V LMC dextra

§ Auskultasi : suara dasar vesikuler, tidak ada suara tambahan di semua lapang paru

- Jantung

· Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

· Palpasi : Ictus cordia tidak teraba

· Perkusi : Batas jantung

§ Kanan atas : SIC II LPS dextra

§ Kanan bawah : SIC IV LPS dextra

§ Kiri atas : SIC II LMC sinitra

§ Kiri bawah : SIC IV LMC sinistra

· Auskultasi : S1 lebih keras daripada S2, reguler, tidak ada mur-mur, tidak ada gallop

* Pemeriksaan Abdomen : lihat status lokalis
* Pemeriksaan Anogenital : lihat status lokalis
* Pemeriksaan Ekstremitas

- Superior : tidak ada deformitas, tidak ada edema, perfusi kapiler baik, tidak anemis, akral hangat, kekuatan 5/5, sensitivitas 5/5

- Inferior : tidak ada deformitas, tidak ada edema, perfusi kapiler baik, tidak anemis, akral hangat, kekuatan 5/5, sensitivitas 5/5

2. Status Lokalis

Regio Abdomen:

- Inspeksi : datar, tidak ada sikatrik, tidak ada gambaran darm contour dan darm steifung

- Auskultasi : peristaltik normal

- Perkusi : tympani dan redup di regio kanan bawah. NKCV kanan dan kiri.

- Palpasi : supel, terdapat nyeri tekan di semua lapang abdomen, teraba adanya massa ukuran 10x5 cm, imobile, keras di region kanan bawah. Hepar dan lien tidak teraba



Regio Genitalia Eksterna

* Inspeksi : tidak tampak massa, tidak tampak pembesaran scrotum.
* Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, tidak ada pengerasan pada ventral penis.

Rectal toucher: dilakukan setelah buli pasien dikosongkan

* Tonus sfingter ani cukup
* Ampula rekti tidak kolaps
* Mukosa rectum licin, tidak ada massa
* Teraba prostat di anterior rektum, padat, keras, permukaan rata, simetris, pool atas tidak dapat diraba, batas lateral tidak dapat diraba, sulcus medianus tidak teraba, terdapat nyeri tekan. Kesan prostat membesar.
* Pada hand scoon terdapat feses, tidak terdapat darah maupun lendir.

4. Pemeriksaan Penunjang

* Laboratorium:

Parameter Hasil Satuan

WBC 6640 /μl

LYM 1240 /μl

MID 320 /μl

GRA 5090 /μl

LY% 18,6 %

MI% 4,8 %

GR% 76,6 %

RBC 3,09 106/μl

HGB 8,7 g/dl

HCT 28,32 %

MCV 92 fl

MCH 28,2 pg

MCHC 30,7 g/dl

RDWc 15,1 %

PLT 212.000 /μl

PCT 0,19 %

MPV 9,0 fl

PDWc 41,8 %

LED ½ jam 35 mm/l

1 jam 87 mm/l

Gol. Darah B

BT 2 ½ menit

CT 4’ 40” menit

Kimia Darah

GDS 65 Mg %

Urea 196,4 Mg %

Creatinin 4,6 Mg %

Chol total 154 Mg %

Trigliserid 88 Mg %

SGOT 27 U/I

SGPT 74 U/l




* USG (lampiran)

- Hepar : DBN

- Lien : DBN

- Ren Dx : Besar normal, PCS melebar, batu (-)

- Ren Sin : Besar normal, PCS melebar, batu (-)

- VU : Dinding menebal ireguler, endapan (++), batu (-)

- Prostat : Membesar, permukaan rata, kalsifikasi (-), uk 6,47 x 7,08 x 5,75 cm

KESAN : Pembesaran kelenjar prostat

DDx : Massa intravesikal

Hydronephrosis duplex

Cystitis

* BNO (lampiran)

- Jumlah udara dalam usus : DBN, fecal material (+++)

- Dilatasi usus (-)

- Kontour Ren Dx & Sn DBN

- Tak tampak gambar seperti urolith opaque pada cavum pelvis dan cavum abdomen

- Vertebra : Spur (+) VL I s/d V

KESAN : Fecal material (+++)

Spondilosis Lumbalis



E. Diagnosis

* CRF
* Pembesaran kelenjar prostate

DD : BPH

Ca Prostat

Massa intra vesical

* Hydronephrosis

6. Terapi

· Tirah Baring

· RL 20 x/menit

· Pasang DC

· Injeksi Ranitidin 2 x 1 Amp

· Lavement tinggi



FOLLOW UP TANGGAL 28 JULI 2009

A. Subjectif:

Pasien masih merasa nyeri perut, tidak ada mual, tidak ada muntah. Sudah BAB 1x. BAK menggunakan kateter berwarna coklat seperti teh.

B. Objectif:

1. Status Generalis

· Keadaan Umum : Baik

· Kesadaran : Composmentis

· Vital Sign

- Suhu : 36.7º C

- Nadi : 60x/menit, teratur, kuat angkat

- Pernafasan : 20x/menit, tipe thoracoabdominal

- Tekanan darah : 160/80 mmHg

2. Status Lokalis

Regio Abdomen:

- Inspeksi : datar, tidak ada sikatrik, tidak ada gambaran darm contour dan darm steifung

- Auskultasi : peristaltik normal

- Perkusi : tympani. NKCV kanan dan kiri

- Palpasi : supel, terdapat nyeri tekan di semua lapang abdomen , tidak teraba ada massa. Hepar dan lien tidak teraba.

Regio Genitalia Eksterna

* Inspeksi : tidak tampak massa, tidak tampak pembesaran scrotum, tampak DC 16 f, produksi (+), warna urine kecoklatan.
* Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, tidak ada pengerasan pada ventral penis.

3. Diagnosis

* CRF
* Pembesaran kelenjar prostate

DD : BPH

Ca Prostat

Massa intra vesical

* Hydronephrosis

4. Terapi

· Tirah baring

· RL 20 tpm

· Injeksi Ranitidin 2 x 1 Amp

· Ciprofloxacyn 2 x 500 mg

· Antalgin 3 x tab I

· Konsul UPD



FOLLOW UP TANGGAL 29 JULI 2009

A. Subjectif

Pasien masih merasa nyeri perut, tidak ada mual, tidak ada muntah. Hari ini belum BAB. BAK menggunakan kateter berwarna coklat seperti teh.

B. Objectif

1. Status Generalis

· Keadaan Umum : Baik

· Kesadaran : Composmentis

· Vital Sign

- Suhu : 36.7º C

- Nadi : 60x/menit, teratur, kuat angkat

- Pernafasan : 20x/menit, tipe thoracoabdominal

- Tekanan darah : 140/80 mmHg



2. Status Lokalis

Regio Abdomen:

- Inspeksi : datar, tidak ada sikatrik, tidak ada gambaran darm contour dan darm steifung

- Auskultasi : peristaltik normal

- Perkusi : tympani dan redup di regio kanan bawah. NKCV kanan dan kiri.

- Palpasi : supel, terdapat nyeri tekan di semua regio abdomen, teraba adanya massa ukuran 10x5 cm, imobile, keras di region kanan bawah. Hepar dan lien tidak teraba



Regio Genitalia Eksterna

* Inspeksi : tidak tampak massa, tidak tampak pembesaran scrotum.
* Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, tidak ada pengerasan pada ventral penis.

3. Pemeriksaan Lanjutan

· Pemeriksaan kadar PSA ---- pasien menolak

4. Diagnosis

· CRF

· Pembesaran kelenjar prostate

DD : BPH

Ca Prostat

Massa intra vesical

· Hydronephrosis

5. Terapi


· Tirah baring

· Up infus

· Ciprofloxacyn 2 x 500 mg

· Antalgin 3 x tab I

· Rujuk ke Bedah Urology à menolak à APS






PEMBAHASAN



Keluhan yang ditemukan pada penderita ini adalah:

· Nyeri perut kanan bawah

· Tidak BAB selama 2 hari

· Keluar air kencing warna merah

· BAK sering , sedikit-sedikit dan tidak puas

Nyeri perut kanan bawah pada pasien ini disebabkan oleh adanya :

· Massa di abdomen kanan bawah. Massa ini merupakan fecal material dimana pasien tidak bisa BAB selam 2 hari dan biasanya hanya sedikit feses yang keluar saat BAB dan jarang. Massa pada abdomen kanan bawah ini menghilang setelah pasien BAB 1 hari setelah masuk RS. Gambaran BNO juga menunjukkan bahwa terdapat banyak fecal material dalam usus.

· Pembesaran kelenjar prostat dengan DD massa intra vesical dengan hidronephrosis duplex dan cystitis.

Pada pasien ini ditemukan adanya hipertensi dan conjungtiva anemis. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri ketok kostovertebra kanan dan kiri. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar Hemoglobin yang endah dan ureum kreatinin yang tinggi. Hal ini menandakan adanya gagal ginjal kronis (CRF) yang merupakan suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut, hal ini terjadi bila laju filtrasi glomerular kurang dari 50 mL/min .Gagal ginjal kronis bersifat progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia 10.

Penyebab dari gagal ginjal kronis antara lain :

· Infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis)

· Penyakit peradangan (glomerulonefritis)

· Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis)

· Gangguan jaringan penyambung (SLE, poliarteritis nodusa, sklerosis sitemik)

· Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus ginjal)

· Penyakit metabolik (DM, gout, hiperparatiroidisme)

· Nefropati toksik

· Nefropati obstruktif (batu saluran kemih)8

Faktor resiko terjadinya CRF pada pasien ini adalah adanya infeksi saluran kemih dimana didapakan cystitis pada gambaran USG, adanya hipertensi dan nefropati obstruktif berupa pembesaran kelenjar prostat dan massa intra vesikal.

Diagnosis CRF ditegakkan dengan cara:

· Anamnsis :

· Pemeriksaan Fisik

· Pemeriksaan urin

· Pemeriksaan Darah

· Pielografi intravena

Menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal dan ureter. Pielografi retrograde dilakukan bila dicurigai ada obstruksi yang reversible Arteriogram ginjal Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskular, massa.

· Sistouretrogram berkemih

Menunjukkan ukuran kandung kemih, refluks kedalam ureter, retensi.

· Ultrasono ginjal

Menunjukkan ukuran kandung kemih, dan adanya massa, kista, obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas.

· Biopsi ginjal

Mungkin dilakukan secara endoskopi untuk menentukan sel jaringan untuk diagnosis histologis

· Endoskopi ginjal nefroskopi

Dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal ; keluar batu, hematuria dan pengangkatan tumor selektif

Komplikasi dari CRF berupa:

* Hiperkalemia
* Perikarditis
* Hipertensi
* Anemia
* Penyakit tulang

Diagnosa pembesaran prostat dapat ditegakkan dengan pemeriksaan sebagai berikut :

* Anamnese: didapatkan gejala adanya anyang-anyangan (BAK sering, sedikit-sedikit, dan tidak puas) serta warna urin yang kemerahan. Hal ini merupakan tanda adanya BPH, namun tidak menyingkirkan kemungkinan Ca prostate.
* Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan rectal toucher pasien ini didapatkan

Ø Tonus sfingter ani cukup

Ø Ampula rekti tidak kolaps

Ø Mukosa rectum licin, tidak ada massa

Ø Teraba prostat di jam 10 sampai 2, padat, keras, permukaan rata, simetris, pool atas tidak dapat diraba, sulcus medianus tidak teraba, terdapat nyeri tekan. Kesan prostat membesar.

Ø Pada hand scoon terdapat feses, tidak terdapat darah maupun lendir.

Pada pasien ini menunjukkan hasil rectal toucher BPH. Namun dapt juga dicurigai suatu karsinoma, namun disini tidak dijumpai adanay nodul. Franks pada tahun 1954 mengatakan: BPH terjadi pada bagian dalam kelenjar yang mengelilingi urethra prostatika sedangkan karsinoma terjadi di bagian luar pada lobus posterior 4.


· Pemeriksaan sisa kemih

Pada pasien ini tidak diketahui adanya sisa kemih. Dari pemeriksaan fisik sebelum dilakukan kateter tidak ada adanya distensi supra pubik dan ballottement yang menandakan adanya retensi urin.

· Pemeriksaan ultra sonografi (USG)

Dari USG didapatkan adanya pembesaran kelenja prostate dengan permukaan yang rata, tanpa kalsifikasi dengan uuran 6,47 x 7,08 x 5,75 cm dengan DD massa intra vesical dimana terdapat endapan dalam buli dan penebalan dinding buli yang irregular tanpa adanya batu. Endapan ini dimungkinkan karena adanya sisa urin dalam buli yang berlangsung lama sehingga terjadi endapan material dalam urin. Hasil USG jga menunjukkan adanya hidronephrosis duplex yang menunjukkan bahwa terdapat komplikasi berupa hidronephrosis duplex.

* Pemeriksaan radiologi

Pada pasien ini dilakukan BNO dengan kesan adanya fecal material yang banyak dan spondilosis lumbalis. Tidak ditemukan adanya urolith opaque. Untuk pemeriksaan lebih lanjut pasien in dapat dilakukan IVP untuk menilau anatomi dan fungsi dari traktus urinaris itu sendiri.

Computed Tomography Scanning (CT-Scan) dapat memberikan gambaran adanya pembesaran prostat, sedangkan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dapat memberikan gambaran prostat pada bidang transversal maupun sagital pada berbagai bidang irisan, namun pameriksaan ini tidak dilakukan karena mahal.

Secara spesifik untuk pemeriksaan pembesaran prostat jinak belum ada, yang ada ialah pemeriksaan penanda adanya tumor untuk karsinoma prostat yaitu pemeriksaan Prostatic Spesifik Antigen (PSA), angka penggal PSA ialah 4 nanogram/ml. namun pasien menolak untuk diperiksa kadar PSA.

KESIMPULAN

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pada penderita ini mengarah pada diagnosis CRF dengan pembesaran kelenjar prostat DD BPH, Ca Prostat dan Massa intra vesical dengan komplikasi hidronephrosis duplex.

Untuk rencana pengelolaan pasien berikutnya pasien dikirim ke RS dengan fasilitas yang memadai untuk menegakkan diagnosis dan penanganan yang sesuai dengan diagnosis. Namun pasien menolak dirujuk dan pulang atas permintaan pasien.



DAFTAR PUSTAKA



1. Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC
2. Sloanne Ethel.2004.Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.EGC.Jakarta
3. Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC
4. Purnomo,BB. Dasar-Dasar Urologi Edisi Kedua. Sagung Seto. Jakarta: 2003

5. Jong, Wim de, dan Syamsuhidayat R, 1998, Buku Ajar Ilmu Bedah, Editor : R. Syamsuhidajat, Wim De Jong, Edisi revisi : EGC ; Jakarta.

6. Schwartz, dkk, 2000, Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. Editor : G. Tom Shires dkk, EGC ; Jakarta.
7. Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
8. Price, Sylvia Anderson. (1985). Pathofisiologi Konsep Klinik Proses-Prose Penyakit. EGC. Jakarta
9. Hydronephrosis and Hydroureter. http://www.emedicine.com/med/topic1055.htm
10. Suyono, S, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Pene

PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN

5. PENCEGAHAN
Selain mengurangi dan menghindari faktor-faktor resiko penyebabnya,didalam literatur disebuitkan bahwa sebaiknya mengkonsumsi :
Buah aprikot yang mengandung vit.B17 sebanyak 7 buah sehari atau setar dengan 50-75 mg vit.B17 di Amerika sudah disebar luaskan pemasaran buah afrikot serta petunjuk penggunaannya sebagai pencegahan dan pengobatan kanker.Aprikot sejenis buah berbentuk bulat berwarna kuning keemasan kalau sudah matang,dengan daging buah yang lunak dan biji yang keras seperi batu.
Vit.B17 juga disebut juga sebagi laetril atau amygdalin
Buah cabai merah
6. PENGOBATAN KANKER PROSTAT
Dasar pengobatan kanker prostat,antara lain :
Operasi
Penyinaran
Pengobatan menggunakan hormon
Pengobatan dengan menggunakan obat-obatan kimiawi
Konserfatif,menunggu sambil mewaspadai gejala yang mengancam
Gambar sel ca.prostat

GAMBERAN KLINIK

GAMBARAN KLINIK

Penderita kanker prostat gejala bervariasi,tetapi prinsipnya ada :

1. Blader out flow obstruktion(BOO) seperti : frekuensi, hesistensi, pancaran lemah.
2. ekstensi lokal dari tumor.

Gambaran klinis sesuai dengan stadium dari Ca prostat :

1.Ca prostat yang masih terlokalisr :

1. asimptomatic
2. peningkatan PSA
3. pancaran lemah
4. sensasi sisa urin
5. frekunsi
6. urgensi

2.Ca prostat lokal lanjut

1. Hematuri
2. Disuri
3. Nyeri suprapubik dan perineal
4. Impotence
5. Incontinence
6. gejala gagal ginjal
7. haemospermia.

3.Ca prostat yang sudah metastasis

1. Nyeri tulang atau isialgia
2. paraplegi
3. pembesaran limfonodi
4. anuri
5. letargi (anemia,uremia)
6. berat badan turun dan caceksia
7. perdarahan pada usus dan kulit

GAMBARAN HISTOLOGIS

GAMBARAN HISTOLOGIS
Keganasan prostat biasanya berupa acinus kelenjar kecil yang mengilfiltrasi dalam bentuk irreguler dan tak beraturan.karsinoma yang berasal dari kelenjar prostat yang menjadi hipertropik pada usia dekade kelima sampai tujuh. Agaknya proses menjadi ganas sudah mulai pada jaringan prostat yang masih muda. Karsinoma prostat paling sering (60-70%) terjadi pada zona perifer; sedangkan 10-20% berasal zona transisi dan 5-10% ada di zona central.
Derajat keganasan (histopathologizal grading) didasarkan pada sistim yang dikembangkan oleh Gleason .Berdasarkan arsitektur dari jaringan Carsinoma Prostat bukan berdasarkan gambaran sel secara individu. Secara histologik Carsinoma Prostat biasanya menunjukkan 5 pola arsitektur. Skor dari Gleason adalah jumlah pola arsitektur primer dan sekunder yang dominan. Nilai skor ini berkisar 2 sampai 10 contoh 3+4 = 7 . Scor Gleason berkisar 2-10 ini berkorelasi kuat dengan angka survavilitas kasar,survavilitas bebas tumor,survavilitas spisifik-causa dan prediktor terhadap waktu rekurensi setelah prostatektomi radikal

ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
Etiologi karsinoma prostat belum diketahui secara pasti, tetapi dengan epidemiologi diduga penyebab terjadinya karsinoma prostat pada seseorang belum sepenuhnya jelas. Beberapa faktor risiko itu diantaranya :
1. Faktor genetik
Diduga bila pada keluarga misalnya ayah/kakak (first degree relative) dan kakek/paman (second degree relative) didapat karsinorna prostat maka resiko keganasan prostat tiga kali (Robin).
Kulit hitam di Amerika Serikat mempunyai mortality rate dua kali dan kulit putih (Douglas E Johnsons).
Tetapi apakah faktor lingkungan mempengaruhi juga faktor genetik sukar untuk ditentukan.
2. Faktor hormonal
Aksi androgen pada sel epithel prostat, testosteron yang bebas masuk ke dalam sel menjadi dehidrotestosteron dengan bantuan enzim 5 alpha reduktase. Steroid reseptor kompleks dengan DNA akan niengakibatkan spesifik m RNA dan sintesa protein yang mempunyai efek metabolik dan proliferatif (Ronijn)
3. Faktor diet dan lingkungan
Faktor diet yaitu diet yang banyak mengandung lemak binatang dan perbedaan insiden kanker prostat pada populasi dengan ras dan lingkungan yang berbeda, sebagai contohnya generasi kedua dan ketiga orang Jepang yang bertempat tinggal di Amerika memiliki insiden yang sama dengan orang di Amerika Utara, sedangkan insiden kanker prostat di Jepang hanya 10% dari insiden di Amerika.
4. Faktor infeksi
Diduga bakteri dan virus dapat mempengaruhi terjadinya ca prostat, tetapi faktor ini masih menjadi perdebatan.
Diantara faktor-faktor risiko tersebut, faktor risiko herediter (genetik) dan faktor diet yang telah terbukti sebagai risiko untuk karsinoma prostat. Bila ada salah satu pria hubungan keluarga segaris yang menderita karsinoma prostat, maka kemungkinan terkena karsinoma prostat menjadi 2 kali dan bila ada 2 pria segaris menderita karsinoma prostat maka kemungkinan terkena karsinoma prostat menjadi 5 sampai 11 kali.
Untuk faktor resiko diet, yaitu banyak mengandung lemak binatang. Pria Jepang jarang menderita karsinoma prostat, tetapi setelah pindah ke daratan Amerika dan pola konsumsi dietnya berubah maka insiden karsinoma prostat pada imigran Jepang sama dengan masyarakat kulit putih Amerika.

. FISIOLOGI KELENJAR PROSTAT

FISIOLOGI KELENJAR PROSTAT
Prostat adalah suatu alat tubuh yang tergantung kepada pengaruh endokrin. Pengetahuan mengenai sifat endokrin ini masih belum pasti, tetapi jelas bahwa pengebirian menyebabkan kelenjar prostat mengecil. Pada binatang percobaan jika kelenjar hipofise diangkat maka prostat akan mengecil, atropi ini dapat dicegah dengan pemberian testosteron. Percobaan selanjutnya menunjukkan bahwa prostat akan membesar setelah pemberian estrogen pada binatang yang dikebiri. Bagian yang peka terhadap estrogen adalah bagian tengah, sedangkan bagian tepi peka terhadap androgen. Oleh karena itu pada orang tua bagian tengahlah yang mengalami hiperplasi karena sekresi androgen berkurang sehingga kadar estrogen relatif bertambah. Sel-sel kelenjar prostat dapat membentuk enzim asam fosfatase yang paling aktif bekerja pada ph 5. Kelenjar prostat mensekresi sedikit cairan yang berwarna putih susu dan bersifat alkalis. Cairan ini mengandung asam sitrat, asam fosfatase, kalsium dan koagulase serta fibrinolisis. Selama pengeluaran cairan prostat, kapsul kelenjar prostat akan berkontraksi bersamaan dengan kontraksi vas deferen dan cairan prostat keluar bercampur dengan semen yang lainnya.
Cairan prostat merupakan 70% volume cairan ejakulat dan berfungsi memberikan makanan spermatozon dan menjaga agar spermatozon tidak cepat mati di dalam tubuh wanita, dimana sekret vagina sangat asam (PH: 3,5-4). Dengan demikian sperma dapat hidup lebih lama dan dapat melanjutkan perjalanan menuju tuba uterina dan melakukan pembuahan.
ANATOMI KELENJAR PROSTAT

Prostat merupakan kelenjar berbentuk konus terbalik yang dibungkus oleh kapsul fibro-muskuler yang terletak di inferior dari kandung kemih. Berat normalnya: 18-20 gram, didalamnya terdapat uretra pars posterior yang panjangnya 2,5 cm, ukuran prostat 3,5 cm pada potongan transversal basis dan 2,5 cm pada potongan vertikal dan antero-posterior. Jaringan penyangga prostat di bagian depan adalah ligamentum puboprostatikum dan di sebelah inferior oleh diafragma urogenital. Prostat di bagian belakang ditembus duktus ejakulotorius yang berjalan oblique sampai menembus veromontanum pada dasar uretra pars prostatika, tepat diproksimal dari sfinkter uretra eksterna.
Secara makroskopis prostat terdiri dari otot polos dan jaringan ikat, organ ini menghasilkan sekret yang memberikan bau khas pada semen. Bagian-bagiannya :
- Apex : bagian terbawah dari prostat, terletak kira-kira 12 cm posterior dari tepi bawah symphisis pubis.
- Basis : bagian prostat yang terletak pada bidang horisontal setinggi pertengahan symphisis pubis.
- permukaan inferolateral : bagian yang convex yang dipisahkan dari facies superior diafragma urogenital oleh plexus venosus. permukaan anterior: dipisahkan dari symphisis oleh jaringan lemak retro pubic legamentum pubo-prostatikum medialis melekat pada permukaan anterior ini.
- permukaan posterior : datar dan berbentuk segitiga dimana terdapat median groove, permukaan posterior ini dapat diraba dengan colok dubur.
Lobus prostat
Menurut klasifikasi dari Lowsley, prostat dibagi menjadi 5 lobos, yaitu :
- lobus anterior
- lobus posterior
- lobus medialis
- lobus lateral kanan
- lobus lateral kiri
sedangkan menurut Me Neal, prostat dibagi
- zona perifer
- zona sentral
- zona transisional
- segmen anterior
- zona sfinkter pre prostatik
Secara mikroskopis : prostat terdiri dan 30-50 kelenjar tubulo-alveolur bercabang yang mengeluarkan sekretnya kedalam uretra pars prostalika pada saat ejakulasi. Prostat dibungkus kapsul fibro-elastik yang banyak mengandung otot polos, epithel pseudo komplek atau selapis silindris sampai kuboid rendah, tergantung sekresi kelenjar, lamina basalis tipis, dibawahnya terdapat jaringan ikat dan otot polos.
Vaskularisasi
Prostat mendapat darah dari : A.pudenda interna, A.vesikalis inferior yang merupakan salah satu cabang dari A. iliaca intema, masuk kedalam prostat pada perbatasan prostat dan VU, serta A. Hemorholdalls medius. Darah vena dialirkan kembali melalui plexus venosus prostaticus yang kemudian diteruskan ke V. iliaca interna.
Lymphe
Aliran lympe dari prostat sebagian besar dialirkan ke Inn. iliaca interna, tetapi sebagian ada yang masuk ke Inn iliaca externa. Sebagian kecil masuk ke dalam Inn sacralis.
Inervasi
Prostat diinervasi oleh pleksus nervosus prostaticus.
ANATOMI KELENJAR PROSTAT
CA PROSTAT

CA PROSTAT

PENDAHULUAN

Carsinoma prostat paling umum terdiagnosis dan merupakan keganasan saluran kemih kedua paling sering dijumpai sesudah keganasan kandung kemih pada pria Amerika. Dari semua keganasan; prevalensi kanker prostat meningkat paling cepat sesuai pertambahan usia. Biasanya keganasan prostat ditemukan pada usia di atas 50 tahun dan jarang di bawah 50 tahun.
Di Indonesia belum ada angka yang pasti tentang insiden dan mortalitas karena kanker prostat; tetapi berdasarkan pengamatan para ahli urologi; insiden kanker prostat cenderung meningkat. Penanganan kanker prostat di Indonesia masih jauh dari memadai bila dibandingkan negara maju. Penyebab tersebut oleh karena faktor penderita; pengelola; sarana serta sistem pelayanan. Dan hanya penderita yang didiagnosis dalam stadium dini dan mendapat penanganan yang adekuat yang punya harapan sembuh. Penderita kanker prostat lanjut; baik lokal maupun sistemik penanganannya hanya bersifat paliatif.
Angka kejadian kanker prostat secara geografik dan rasial, lebih banyak terjadi pada orang kulit hitam di alamat Country California dibandingkan pada populasi si Shanghai atau Cina (Robin). Orang Amerika-Afrika berisiko lebih tinggi untuk mengalami kanker prostat dibanding orang kulit putib. Selain itu, pria Amerika-Afrika cenderung menunjukkan tahap penyakit lebih parah daripada orang kulit putih (Morton & Terrell). Masalah yang dihadapi pada kanker prostat adalah deteksi dini, oleh karena bersifat “sub clinical” dan kebanyakan didapatkan setelah pemeriksaan autopsy dari kelenjar prostat atau prostatektomi pada hiperplasi prostat (Douglas E. Johnson). Banyak peneliti menggunakan pemeriksaan colok dubur, trans ultrasonografi (TRUS) dan pemeriksaan Prostat Spesifik Antigen untuk diagnosis dini kanker prostat. Pemeriksaan ini dirasakan paling baik dan ekonomis.